Tipe Bos Sensing
memiliki kecerdasan inderawi yaitu bos yang suka ngatur, rajin, ulet, ingin
selalu hadir, selalu berperan, ingatan kuat, detil dan rinci, transaksional,
suka kerja dan cenderung tidak suak diskusi apalagi menggosip, menyukai
kecepatan, mengejar jumlah dan skala serta efisiensi, cenderung praktis, jangka
pendek dan andalkan pengalaman. Kelemahanya adalah dalam melihat visi jangka
panjang, lemah dalam inovasi, cenderung tidak berpola.
1. Perinsip pertama
menaklukan melalui mesin kercerdasannya :
v
Dia
itu suka ngatur dan cerewet : bos yang
suka menguasai dan mengatur dapat tampil dalam banyak bentuk dan jenis. Bos
yang tak pernah puas dengan pekerjaan bawahannya, dan selalu tak pernah puas
dengan pekerjaan anda. Langkahnya adalah sering-seringlah melaporkan aktivitas
kerja dan jika ada yang salah cara, sikap atau hasil tanyakan apa yang
sebaiknya sebagai bagian dari perbaikan.
v Dia yang rajin dan ulet, selalu
hadir dan berperan : menghadapi Bos yang
super rajin cukup anda mengikuti ritme kerja mereka, ya ikuti kerajinan mereka
minimal datang ke tempat kerja tepat waktu.
Anda
mungkin harus bangun pagi lebih awal. Bangun pagi ternyata sudah menjadi
tradisi yang dilakukan para bos, termasuk perusahaan teknologi. Menurut survei
yang dilakukan oleh Jim Citrin di Yahoo! Finance, menyebutkan ada 6 (enam) Bos IT kalau bangun pagi sudah menjadi
rutinitas sehari-hari mereka, siapa mereka adalah Tim Cook (Apple), Steve Jobs
(Apple), Padmasree Warrior (Cisco), Tim Armstrong (AOL), Hans Vestberg
(Ericsson), dan Marissa Mayer (Yahoo)
v Dia itu detil dan rinci, jadi
buatlah laporan yang spesifik, detil dan serinci mungkin berikan fakta-fakta
menarik, kalau perlu tunjukan hasil survey dan penelitian karena Bos Sensing
umumnya menyukai fakta dan data Kongkrit.
v Dia itu transaksional dan suka
bicara target. Atasan Anda sebenarnya
tidak peduli betapa sibuknya Anda, sangatlah mudah untuk menjadi sibuk. Yang
diharapkan atasan Anda adalah Anda mencapai target harian, mingguan, atau
bulanan Anda secara konsisten. Dalam dunia kerja, hasil menjadi hal yang
penting – jadi pastikan Anda memperolehnya setiap hari. Menghadapinya adalah berpikir jernih dan
fokus pada prioritas Anda. Jangan buang waktu untuk hal-hal yang tidak penting
– fokus pada tujuan utama Anda dan rekan kerja Anda yang dapat diukur
v Dia itu suka kerja dan cenderung
tidak suka diskusi apalagi menggosip. Jadi jangan banyak bicara, kerja
aja, apalagi banyak menggosip. Tidak ada
yang lebih cepat tersebar di tempat kerja daripada gosip. Sayangnya, kebanyakan
dari kita tidak dibayar untuk gosip, sindiran, politik kantor, berita miring,
atau kabar angin. Atasan Anda ingin Anda fokus pada tugas pekerjaan yang
menjadi alasan Anda dibayar.
Jadi
menolak untuk terlibat dalam gosip kantor. Sampaikan kepada rekan kerja Anda
yang suka bergosip bahwa Anda tidak tertarik. Sikap diam dan sedikitnya
tanggapan Anda akan berbicara banyak.
v Dia itu menyukai kecepatan. Jadi
jangan lelet. Apapun perintah kerjanya lakukan segera. Supaya bos memperhatikan
keberadaan Anda, maka bertindaklah lebih cepat dan gesit, baik dalam bekerja
maupun berinisiatif. Dan, jangan lupa bekerjalah berdasarkan skala prioritas.
v Dia itu menghargai efisiensi.
Jangan boros. Hematlah apapun yang bisa dihemat. Perhitungkan sejak awal jumlah
biaya yang harus dikeluarkan berikut perincian dan waktu kerja yang diperlukan.
Ingat, efisiensi merupakan hal positif yang harus dimasukkan dalam proses kerja
Anda. Presentasikan ide-ide berikut
daftar anggaran yang diajukan kepada bos.
Keputusan akhir ini tentunya juga didasarkan pada jumlah dana yang tersedia dengan waktu kerja dan hasil akhir proyek yang telah Anda gambarkan dalam proposal. Dan apapun hasilnya, anggaplah keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling bijaksana bagi kedua belah pihak.
Keputusan akhir ini tentunya juga didasarkan pada jumlah dana yang tersedia dengan waktu kerja dan hasil akhir proyek yang telah Anda gambarkan dalam proposal. Dan apapun hasilnya, anggaplah keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling bijaksana bagi kedua belah pihak.
2. Prinsip
kedua Bantu si BOS melakukan apa yang
jadi kelemahannya. Ingat, BANTU. Bukan memanfaatkan kelemahannya.
v
Lemah
dalam melihat visi jangka panjang, maka bantu dia merumuskan visi dan
tahapannya. berorientasi pada paradigma bisnis untuk meningkatkan revenue, mampu berpikir besar untuk
tujuan yang besar, memperjelas langkah-langkah yang harus diambil.
v Lemah dalam inovasi, maka beri dia
ide-ide terobosan yang tidak terpikirkan sebelumnya. Ciptakan
inovasi yang harus mempertimbangkan empat hal : why, who, what dan how
v Kerjanya tidak berpola, sehingga
banyak waktu yang terbuang, maka bantu dia temukan pola kerja paling efektif.
No comments:
Post a Comment